Rabu, 13 Januari 2010

Routing

Routing adalah proses pengiriman informasi/data dari pengirim di suatu jaringan ke penerima yang berada di jaringan yang lain (melalui internetwork). Untuk dapat me-route paket, dibutuhkan Router. Agar dapat me-route paket, Router minimal harus mengetahui
 Alamat (IP) Penerima
 Router tetangganya, yang dengan itu ia bisa mempelajari jaringan lebih luas
 Route/lintasan yang bisa dilewati
 Route terbaik ke setiap jaringan
 Informasi routing
Router mengetahui/belajar mengenai jaringan yang jauh dari router tetangganya (atau dimasukkan secara manual oleh admin). Router membangun tabel routing untuk dapat mem-forwardkan data ke jaringan yang jauh.
Paket dibuat di A untuk dikirim ke B. A broadcast ARP ke jaringan untuk mengetahui MAC address B. Karena B terletak di jaringan yang lain, Router yang memberi response dengan memberikan fisik address-nya, agar Paket itu oleh A dikirim ke Router (sebagai default Router). A kemudian mengirim paket tersebut ke Router lewat port E0.
Hardware address sesuai dengan HA milik Router, maka header frame dicopot, sehingga tinggal paket IP. Router kemudian men-check alamat Penerima. Ketika diketahui bahwa Penerima adalah 172.16.100.15, Router tahu (dari Routing Tabel-nya) bahwa alamat network 172.16.100.0 bisa dicapai lewat port E1. Router menempatkan paket itu ke port E1. Kemudian dari E1 dibuatkan frame untuk kemudian dikirim ke B. Paket diterima oleh B kemudian diproses untuk dilihat isinya. Karena paket tersebut adalah ping (ICMP), B menjawab paket tersebut (reply) ke A. Terjadi proses yang sama dengan arah berlawanan.
Type-type routing
 Static Routing, administrator secara manual men-set tabel routing.
 Default Routing, mengirim paket ke jaringan yang tidak ada di dalam tabel routing ke Router selanjutnya. Hal ini terjadi jika Router hanya mempunyai satu port keluar.
 Dynamic Routing, terjadi proses pembelajaran oleh Router dan meng-update tabel routing jika terjadi perubahan. Pembelajaran dilakukan dengan komunikasi antar router-router dengan protokol-protokol tertentu.
Static routing
 Tidak membebani CPU
 Tidak diperlukan komunikasi antar Router
 Aman (krn hanya admin yg bisa men-setup)
 Admin harus menguasai jaringan keseluruhan
 Jika ada tambahan jaringan, admin harus menambahkannya pada semua Router
 Pada jaringan yang besar, hal ini akan sangat menyita waktu dan tenaga
Dynamic routing
Terjadi proses pembelajaran oleh Router dan meng-update tabel routing jika terjadi perubahan. Pembelajaran dilakukan dengan komunikasi antar router-router dengan protokol-protokol tertentu. Ada beberapa type, yaitu:
 RIP (Routing Information Protocol)
 IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
 EIGRP (Enhanced IGRP)
 OSPF (Open Shortest Path First)
Administrative distance
Angka tingkat informasi routing yang dapat dipercaya. Bernilai antara 0 –255, 0 adalah angka terpercaya, sementara 255 menunjukkan tidak akan ada traffic lewat route tersebut. Tabel Administrative Distance menurut Cisco

Distance vector
Distance Vector, menggunakan jarak (Distance) untuk menentukan jalur terbaik menuju jaringan yang jauh. Setiap node (router) membuat vektor (Destination, cost, Next Hope) ke semua node, dan mendistribusikan vektornya kepada tetangga terdekatnya. Awal mula: Setiap node tahu cost ke tetangga sebelahnya adalah 1. Tetangga yang bukan sebelah cost bernilai ¥ (tak terhingga)
Routing Information Protocol (RIP)

 Menggunakan Prinsip Distance Vector
 Beroperasi dengan UDP port 520
 Destination adalah Network, bukan Router
RIPv1 packet format
 Command :Request bernilai 1, response bernilai 0
 Version : bernilai 1, RIP versi 1
 Address Family Identifier : bernilai 2 untuk IP
 IP Address : Address destination of the route. Bisa berupa mayor dari Network Address, subnet, atau route host
 Metric : Cost, bernilai antara 1 dan 16
RIPv2 packet format
 Command: Request bernilai 1, Response bernilai 0
 Version : bernilai 2, RIP versi 2
 Address Family Identifier : bernilai 2 untuk IP
 Route Tag : Untuk tagging external route, atau route yang telah di redistribusi ke dalam proses RIPv2
 IP Address : Address destination of the route. Bisa berupa mayor dari Network Address, subnet, atau route host
 Subnet mask : mask 32 bit mengidentifikasi network dan subnet alamat IP
 Next Hop : mengidentifikasi alamat next hop yang terbaik
 Metric : Cost, bernilai antara 1 dan 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar